Lembaga kerja sama atau simpul-simpul pendidikan seni dan budaya, tapi jika lihat bagan pada viewtopic.php?p=19#p19 Sains, Teknologi, Manajemen, Bisnis dan Hukum tidak harus fokus di Sekolah Seni Budaya termasuk ilmu diseminasi dan eksebisi yang lebih fokus pada pendidikan Komunikasi dan Publik Relation dan ilmu-ilmu lainnya, katanya kita bangun ekosistem? kenapa tidak kembali fokus ke pendidikan intinya dan respek ilmu lain agar dapat ter SIMPUL mengisi elemen-elemen dalam https://kesenian.id/ dengan Daya yang kompeten, jangan dijejali semua ilmu gimana mau kreatif?
Terpenting setiap manusa selalu memutakhirkan pengetahuannya dalam berproses/pengalaman sesuai perkembangan memorinya/otaknya (ada waktunya jangan instan) sehingga meningkat sesuai level (KKNI) dari belajar, magang, pekerja, profesional, master profesional hingga menjadi kreator. nikmati proses dan pengalaman yang mengajarkan hidup melalui perenungan reflektif. cepat matang cepat busuk/gila … Borobudur salah satu cara nenek moyang memberikan referensi hidup dengan relief yang harus dipahami secara bertingkat, sebelum paham level dasar (bentuk visual/rupa) tidak boleh naik level selanjutnya, begitu seterusnya tentu dibimbing oleh orang Tu-ah/guru, hingga stupa maya budha (stupa berisi patung hanya ada di Indonesia) mulai dijelaskan spiritual (oleh guru spriritual). Jangan langsung ke Stupa Mandala paling atas (yang tidak ada patung apalagi relief visual) pusat semesta atau sesuatu yang tidak terpikirkan (Acintya) gurulah yang menjelaskan setiap tingkatan hidup dengan cara yang kreatif sesuai tingkatan umur dan pengetahuan. Betapa hebatnya Guru-guru, pemerintahnya dan masyarakat membuat buku/media ajar bentuk stupa mandala visual-tactile atau diagram kosmologis tiga dimensi.
Sehingga kurikulum menyesuaikan kemampuan umur/memory otak Manusa, fokus pada Hasil & Luaran kompetensi yang beragam pada kesenian.id, dengan dasar menjadi Manusa yang halus, respek, kreatif, berani dan kritis terhadap Desa, Kala, Patra untuk membebaskan/mandiri dengan komitmen kepada pemajuan kebudayaan dalam Ekosistem Indonesia dan selalu bersyukur kepada Catur Guru (Guru Swadyaya, Guru Rupaka, Guru Pengajian, dan Guru Wisesa) yang mendidik kehidupan.
BKSPTSI Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni Indonesia
PROSFISI Asosiasi Program Studi Film dan Televisi Indonesia
APSINDO Asosiasi Pendidik Seni Indonesia
mohon tambahan & masukannya yang belum ada/tercantum disini, untuk melihat simpul kolaborasi yang saling menghidupi
