Earth nature field

Manusa Indonesia (eling lan waspada)

Makhluk berpikir/manah yang selalu ingat dan waspada, bangga jadi Indonesia dan berbahasa Indonesia yang mendunia.
Post Reply
AgniA
Moderator
Posts: 9
Joined: Wed Apr 23, 2025 2:06 am

Manusa Indonesia (eling lan waspada)

Post by AgniA »

YANG HARUS KITA INGAT DAN WASPADAI (eling lan waspada)
https://www.nature.com/articles/s44220-025-00423-5.pdf

Indonesia menempati peringkat teratas dalam beberapa indikator flourishing (kesejahteraan menyeluruh) dalam Studi Global Flourishing (klik link diatas) karena beberapa faktor kunci yang diidentifikasi dalam temuan awal studi:
1. Dukungan Sosial dan Komunitas yang Kuat
Masyarakat Indonesia dikenal memiliki ikatan sosial dan kekeluargaan yang erat. Dukungan dari keluarga, tetangga, dan komunitas dapat meningkatkan rasa aman, koneksi sosial, dan makna hidup—semua ini adalah komponen penting dari flourishing.
2. Spiritualitas dan Makna Hidup
Tingginya peran agama dan kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari banyak orang Indonesia diyakini berkontribusi pada skor tinggi dalam dimensi makna dan tujuan hidup. Studi ini mencatat bahwa makna hidup adalah salah satu pilar utama kesejahteraan.
3. Konteks Budaya yang Mendukung
Nilai-nilai budaya seperti gotong royong, rasa syukur, dan kebersamaan juga mendukung persepsi hidup yang lebih positif, bahkan di tengah tantangan ekonomi atau sosial.
4. Optimisme dan Ketahanan Psikologis
Warga Indonesia cenderung menunjukkan tingkat optimisme dan ketahanan yang tinggi terhadap kesulitan, yang tercermin dalam penilaian subjektif terhadap kehidupan mereka.

Namun, penting dicatat bahwa temuan ini mencerminkan persepsi subjektif warga terhadap kesejahteraan mereka—bukan semata-mata kondisi objektif seperti pendapatan (ekonomi) atau infrastruktur. Karena dengan mengedepankan ekonomi yang harus diwaspadai pasaruang (bitcoin?) berbedaan valuta asing yang dapat membeli masyarakat dan tanahnya, hanya negara yang dapat menjaga kedaulatan masyarakat NKRI dari sisi ekonomi, jangan menjadi kesempatan menguasai adat istiadat dan buminya.

Dukungan Sosial dan Komunitas di Indonesia
Studi ini menemukan bahwa rasa koneksi sosial yang kuat berkontribusi besar terhadap kesejahteraan menyeluruh. Indonesia menonjol dalam hal ini karena berbagai karakteristik sosial-budaya:

1. Gotong Royong sebagai Nilai Sosial
Gotong royong bukan sekadar konsep, tapi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari—baik di desa maupun kota. Warga saling membantu tanpa pamrih dalam urusan keluarga, kematian, pernikahan, bencana, atau kegiatan umum.
2. Keluarga Besar dan Struktur Sosial Tradisional
Di banyak tempat, keluarga besar (extended family) masih hidup berdekatan dan saling bergantung. Ini menciptakan jejaring emosional dan praktis yang sangat mendukung dalam menghadapi stres atau kesulitan hidup.
3. Komunitas Spiritual dan Lingkungan RT/RW
Majelis taklim, kelompok doa, pengajian/kajian hidup, serta struktur sosial RT/RW menyediakan ruang interaksi sosial dan solidaritas yang tinggi. Hal ini memperkuat rasa kebersamaan dan mengurangi kesepian—faktor penting dalam kesehatan mental.
4. Budaya Ramah dan Toleran
Interaksi sosial di Indonesia secara umum bersifat hangat dan bersahabat. Sopan santun dan kebiasaan menyapa atau membantu sesama menumbuhkan rasa diterima dan dihargai.
5. Respons Komunitas terhadap Krisis
Dalam banyak situasi krisis—dari bencana alam hingga pandemi—respon warga Indonesia umumnya kolaboratif. Ini menunjukkan ketahanan kolektif yang berkontribusi pada flourishing bukan hanya secara individual, tetapi juga sebagai komunitas.

Kesimpulannya, kekuatan sosial Indonesia bukan hanya membuat individu merasa lebih bahagia, tetapi juga lebih tangguh secara psikologis karena merasa “tidak sendirian”.

Spiritualitas dan Makna Hidup di Indonesia
Dalam Studi Global Flourishing, salah satu dimensi utama yang diukur adalah meaning and purpose (makna dan tujuan hidup). Indonesia mencatat skor tertinggi di dunia pada dimensi ini.
Mengapa bisa demikian?

1. Tingginya Peran Spritual Ketuhanan Yang Maha Esa
Mayoritas masyarakat Indonesia menjalankan kehidupan beragama secara aktif. Ajaran agama tidak hanya memberi panduan moral, tetapi juga kerangka makna tentang penderitaan, kebahagiaan, dan tujuan hidup. Ini memperkuat rasa bahwa hidup memiliki arah dan alasan, bahkan saat menghadapi kesulitan.
2. Nilai Kolektif dan Transendensi
Budaya Indonesia sangat menekankan nilai kolektif dan keberadaan yang melampaui diri sendiri (misalnya: hidup untuk keluarga, komunitas, atau sebagai ibadah). Perspektif ini memperkuat rasa makna yang meluas di luar pencapaian pribadi.
3. Keterhubungan dengan Tradisi
Banyak orang Indonesia masih memiliki keterikatan yang kuat dengan nilai-nilai dan ritus tradisional (selamatan, gotong royong, dll.), yang memperkuat identitas dan struktur kehidupan yang memberi rasa tempat dalam dunia.
4. Penerimaan terhadap Ketidakpastian
Dalam beberapa budaya Asia, termasuk Indonesia, ada kecenderungan untuk menerima ketidakpastian sebagai bagian dari takdir atau kehendak Ilahi. Ini menurunkan tingkat stres eksistensial dan meningkatkan rasa damai—bagian penting dari flourishing.

Jadi, walaupun secara objektif Indonesia mungkin menghadapi tantangan dalam hal ekonomi atau infrastruktur, persepsi terhadap kehidupan tetap sangat positif karena fondasi spiritual dan budaya yang kuat.

Konteks Budaya yang Mendukung Kesejahteraan di Indonesia
Budaya Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan pengalaman kesejahteraan masyarakat. Beberapa aspek budaya yang paling berpengaruh antara lain:

1. Nilai Kolektifisme
Indonesia menganut budaya kolektif, yang menekankan pentingnya kelompok, harmoni sosial, dan kepentingan bersama di atas kepentingan individu. Nilai ini mendukung rasa memiliki, keterhubungan, dan saling bergantung—semua komponen penting dari flourishing.
2. Falsafah Hidup Lokal
Falsafah seperti Bhinneka Tunggal Ika, Tri Hita Karana (Bali), Masohi (Maluku), atau Piil Pesenggiri (Lampung) menunjukkan bagaimana berbagai komunitas di Indonesia memaknai hubungan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Ini memberi kerangka moral dan makna hidup yang mendalam dan stabil.
3. Ekspresi Budaya sebagai Sumber Identitas dan Makna
Kesenian, tradisi lisan, upacara adat, dan ritual sosial menyediakan sarana ekspresi yang memberi rasa identitas, kebanggaan, dan koneksi antar generasi. Hal ini memperkuat makna hidup dan stabilitas psikologis.
4. Sikap Toleran dan Adaptif
Meskipun beragam secara etnis dan agama, masyarakat Indonesia secara umum menjunjung nilai toleransi dan saling menghormati. Ini menciptakan ruang sosial yang lebih aman dan inklusif, yang mendukung kesehatan mental.
5. Penghargaan terhadap Keseimbangan
Banyak nilai budaya Indonesia menekankan keseimbangan antara kerja dan istirahat, materi dan spiritual, individu dan komunitas. Ini memberi dasar yang sehat untuk pola hidup yang mendukung kesejahteraan jangka panjang.

Ketahanan Psikologis di Indonesia
Ketahanan psikologis merujuk pada kemampuan individu untuk pulih, beradaptasi, dan tetap teguh saat menghadapi kesulitan. Dalam konteks Indonesia, resiliensi ini tampak kuat dan meluas di berbagai lapisan masyarakat.

1. Budaya Sabar dan Nerimo
Banyak masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Jawa dan sekitarnya, menganut filosofi hidup seperti sabar, ikhlas, dan nerimo ing pandum (menerima takdir). Sikap ini mendorong penerimaan terhadap situasi sulit dan mengurangi tekanan psikologis.
2. Optimisme Kolektif
Meskipun menghadapi berbagai tantangan—dari ekonomi hingga bencana alam—banyak orang Indonesia tetap menunjukkan semangat positif. Hal ini terlihat dalam respons terhadap krisis, seperti pandemi COVID-19, di mana semangat saling bantu dan harapan masa depan tetap tinggi.
3. Cerita dan Narasi Ketabahan
Dalam budaya lokal dan nasional, terdapat banyak narasi tentang perjuangan dan ketabahan (misalnya, kisah tokoh pahlawan, dongeng rakyat, atau pepatah seperti “hidup itu ibarat roda yang berputar”). Ini menumbuhkan keyakinan bahwa penderitaan bersifat sementara.
4. Peran Agama dalam Menenangkan Diri
Spiritualitas yang tinggi juga memperkuat resiliensi. Banyak orang Indonesia menjadikan ibadah, doa, tapa, puja atau zikir sebagai bentuk coping mechanism untuk mengatasi stres atau trauma.
5. Adaptabilitas Ekonomi dan Sosial
Banyak masyarakat Indonesia terbiasa bekerja dalam sektor informal atau menghadapi ketidakpastian ekonomi. Hal ini membentuk fleksibilitas dalam berpikir dan bertindak saat kondisi berubah.

Kesimpulan
Ketahanan psikologis di Indonesia bukan hanya dibentuk oleh individu, tapi juga oleh nilai budaya, agama, dan dukungan sosial yang saling menguatkan. Ini menjadikan masyarakat Indonesia relatif tangguh, dan itu tercermin dalam skor tinggi pada dimensi flourishing global, prinsip yang juga harus diingat manusa Indonesia, Bumi adalah Ibu - kuncinya respek pancasila, ngadepi wong ngeyel ra nduwe adab yo wani ngalah, si' ngeyel ngalih, si' ngeyel yo ngamuk - aji Samber Nyawa.

Dengan kondisi ini yang diperlukan perlindungan dan pendataan secara ekonomi oleh negara melalui departemen ekonomi kreatif, dan menjaga keberlanjutan budaya melalui strategi kebudayaan Indonesia viewtopic.php?t=9.


https://ekosistem.id
Post Reply